Sesungguhnya mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah termasuk bagian dari iman. Banyak sekali nash-nash yang menunjukkan bahwa seseorang wajib mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, orang tuanya, anak-anaknya, isterinya, hartanya, dan semua-manusia. Bagi orang yang tidak mau demikian, berarti ia telah menyerahkan dirinya untuk disiksa Allah subhanahu wa ta’ala baik di dunia ini ataupun di akhirat kelak, seperti yang diuraikan dibawah ini.
A. Kewajiban Mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Melebihi Cinta Kepada Diri Sendiri.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abdullah bin Hisyam berkata: "Suatu ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau memegang tangan Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, lalu Umar berkata: "Hai Rasulullah, sungguh engkau orang yang paling aku cintai dari semua makhluk kecuali diriku sendiri. " Mendengar ucapan Umar tersebut, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam langsung menjawab: "Tidak Umar, demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sehingga aku ini orang yang paling engkau cintai lebih daripada dirimu sendiri. " Kemudian Umar berkata lagi: "Demi Allah, saat ini engkau orang yang paling aku cintai lebih daripada diriku sendiri." Lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi: "Saat ini, hai Umar."
Al-Allamah Al-Ainy menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan perkataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam "Tidak Umar, demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sehingga aku orang yang paling engkau cintai lebih daripada dirimu sendiri " menunjukkan bahwa imanmu (Umar) belum sempurna. Sebagaimana dijelaskan pula, bahwa ucapan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam "Saat ini, hai Umar " yang berarti imanmu (Umar) telah sempurna"
Kemudian yang perlu kita perhatikan lagi adalah ucapan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam "Tidak, demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan,Nya....... " menunjukkan bahwa beliau menggunakan kata-kata sumpah, padahal apa yang diucapkannya sudah pasti benar meskipun tanpa menggunakan kata-kata sumpah. Tetapi walaupun demikian, kata-kata sumpah tetap akan menguatkan ucapan seseorang.
B. Kewajiban Mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Melebihi Cinta Kepada Orang Tua Dan Anaknya.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, tidak sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya dan anaknya. "
Seperti yang terdapat dalam hadits di atas, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang dikatakan sebagai orang yang benar dan dibenarkan, dan orang yang tidak pernah berbicara kecuali berdasarkan pada wahyu, beliau tetap memakai kata-kata sumpah.
Permasalahan yang terkandung dalam hadits di atas adalah apakah "ibu" termasuk dalam kategori "orang tua" karena tidak disebutkan secara jelas. Hal demikian dijawab oleh Al-Hafiz lbnu Hajar, Cinta kepada Nabi Muhamnad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: "Apabila yang dimaksud dengan kata-kata "orang tua" adalah orang yang mempunyai anak, maka secara otomatis ibu juga termasuk dalam kategori "orang tua". Atau dikatakan "Menyebut salah satu dari keduanya, itu sudah cukup mewakili salah satunya."
C. Kewajiban Mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Melebihi Cinta Kepada Keluarga, Harta, dan Semua Manusia.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tidak sempurna iman seorang hamba, sehingga aku lebih dicintai daripada keluarganya, hartanya, dan semua manusia."
D. Ancarnan Bagi Orang Yang Lebih Mencintai Sesuatu Daripada Mencintai Nabi Muharnmad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wa ta’ala mengancam dengan memberikan siksaan kepada seorang hamba, baik ia seorang bapak, anak, saudara, isteri, dan keluarga, atau harta, dan sebagainya di mana cintanya melebihi daripada cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kepada Rasul-Nya dan berjuang di jalan yang diridhai-Nya. Dalam firman-Nya dinyatakan : Katakanlah : " Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. " (QS. At Taubah: 24)
Menurut Ibnu Katsir, ayat yang menyatakan "Adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Allah, maka tunggulah........ " tafsirannya berbunyi "Maka tunggulah siksa yang bakal menimpa kalian. " Sedangkan Mujahid dan Al-Hasan dalam menafsirkan ayat yang berbunyi ,,Sampai Allah mendatangkankeputusan-Nya"yaitu berupa siksaan di dunia atau di akhirat. Al-Allamah Al-Zamakhsyary setelah menafsirkan ayat di atas, sempat berkata: "Ayat ini keras sekali ancamannya, belum pernah dijumpai ayat sekeras ayat ini."
Imam Al-Qurtuby berkomentar: "Ayat ini sebagai dalil yang menunjukkan kewajiban seseorang untuk rnencintai Allah dan Rasul-Nya. Hal itu wajib diutamakan dan didahulukan atas segala yang dicintai. "
Ya Allah Engkaulah segala puji, yang Maha Agung, Maha Besar, Maha Mulia, Maha Tinggi, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Pemberi, Maha kuasa terhadap makhlukNya, Maha Pemelihara semua makhlukNya, Maha Melihat dan Mengetahui keadaan makhlukNya, Maha Kasihsayang kepada hambaNya, terutama kepada hamba yang yakin ...hakkul yakin, kasihanilah hamba ini, tolonglah hamba ini, tunjukilah hamba ini, selesaikanlah masalah hamba ini, hanya kepada Engkau hamba ini bergantung, ampunilah dosa hamba yang hina ini, hanya kepada Engkaulah hamba menyembah dan memohon pertolongan....amin ya Allah, semoga Engkau tidak memikulkan beban yang berat sehingga hamba tidak kuat memikulnya, hanya kep[ada Engka hamba berserah diri....
Ya Allah Engkaulah segala puji, yang Maha Agung, Maha Besar, Maha Mulia, Maha Tinggi, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Pemberi, Maha kuasa terhadap makhlukNya, Maha Pemelihara semua makhlukNya, Maha Melihat dan Mengetahui keadaan makhlukNya, Maha Kasihsayang kepada hambaNya, terutama kepada hamba yang yakin ...hakkul yakin, kasihanilah hamba ini, tolonglah hamba ini, tunjukilah hamba ini, selesaikanlah masalah hamba ini, hanya kepada Engkau hamba ini bergantung, ampunilah dosa hamba yang hina ini, hanya kepada Engkaulah hamba menyembah dan memohon pertolongan....amin ya Allah, semoga Engkau tidak memikulkan beban yang berat sehingga hamba tidak kuat memikulnya, hanya kep[ada Engka hamba berserah diri....